Adventechno - Pernahkah ada smartphone yang paling ditunggu selain iPhone 6? Setelah revolusi desain yang hadir pada iPhone 4, iPhone 5 dan 5S mengecewakan banyak orang karena tidak banyak menyajikan pembaruan visual dan peningkatan ukuran layar yang disajikan tergolong minim. Banyak orang menginginkan smartphone yang berbeda secara signifikan dibandingkan dengan model sebelumnya sehingga seluruh harapan beralih ke iPhone 6.
Kehebohan seputar iPhone 6 memang tak tertandingi. Beberapa rumor yang beredar sebelumnya termasuk layar kristal safir fleksibel, layar yang membungkus bodi, dan logo Apple yang menyala untuk menampilkan notifikasi. Tapi rumor yang paling ditunggu pembuktiannya adalah Apple akhirnya mengabaikan mantra Steve Jobs bahwa layar lebih kecil lebih baik dan kemudian memilih layar 5 inci atau faktor bentuk lebih besar seperti yang digunakan oleh pabrikan smartphone Android unggulan.
Pada 9 September tahun ini, untuk pertama kalinya, Apple mengumumkan dua iPhone unggulan: iPhone 6 4,7 inci dan iPhone 6 Plus 5,5 inci. Apakah keduanya sesuai harapan? Kita simak bersama.
Pertama, simak spesifikasi dari kedua iPhone 6 terbaru.
Sistem Operasi |
|
|
Prosesor |
|
|
Memori |
|
|
Layar |
|
|
Kamera |
|
|
Konektivitas |
|
|
Tipe Penyimpanan |
|
|
Baterai |
|
|
Dimensi |
|
|
Bobot |
|
|
Desain & Rancang Bangun
Selain ukuran layar, iPhone 6 dan 6 Plus tampak identik. Apple telah menanggalkan desain industrial yang kaku seperti empat iPhone sebelumnya (dari 4 hingga 5S) dan kembali ke faktor bentuk lembut dan lebih organik seperti model awal. Tidak ada lagi sudut miring pada iPhone 5 dan 5S yang digantikan dengan pinggiran melengkung lembut serta rancang bangun unibodi aluminium. Memang bukan sebuah desain baru karena estetika bentuk tersebut meminjam dari iPod touch dan iPad. Tapi desain tersebut terasa segar terutama setelah bertahun-tahun hanya menyajikan perubahan desain minim.
Kedua iPhone lebih tipis dibandingkan dengan yang pernah dibuat Apple sebelumnya. Apple iPhone 5 dan 5S memiliki ketebalan 7,6 mm, sedangkan iPhone 6 hadir dengan ketebalan 6,9 mm dan 6 Plus memiliki ketebalan 7,1 mm. Peningkatan ukuran layar dan pinggiran membulat benar-benar menegaskan ketipisannya. Sehingga, meskipun perbedaan ketebalannya hanya setengah milimeter antara 5S dan 6 Plus, tapi 6 Plus terasa jauh lebih tipis. Bahkan, 6 Plus berukuran begitu besar dan tipis sehingga memancarkan aura rapuh yang dibenarkan melalui beberapa laporan iPhone 6 Plus yang melengkung di dalam kantung celana depan saat pengguna dalam kondisi duduk.
Dari segi ukuran secara keseluruhan, tidak bisa disangkal bahwa iPhone 6 Plus berukuran masif. iPhone 6 Plus tampak dan terasa besar dalam genggaman kecuali Anda memiliki ukuran tangan yang besar pula. Segala kelebihan yang dihadirkan layar berukuran besar (ukuran baterai lebih besar dan stabilisasi gambar optikal) memang menjadi pembenaran untuk menerimanya, tapi menurut kami kebanyakan orang akan menganggap iPhone 6 lebih nyaman digenggam. Perlu dicatat pula bahwa, meskipun mengusung bodi tipis bermaterial aluminium super lembut dan pinggiran membulat yang tampak cantik, keduanya sulit digenggam. Anda bisa saja menggenggam iPhone 6 dengan lebih erat, tapi 6 Plus sedikit terlalu besar untuk bisa digenggam dengan nyaman dan aman tanpa rasa takut akan menjatuhkannya.
Saat memiliki smartphone berukuran besar, Anda membutuhkan genggaman yang aman, misalanya seperti Samsung Galaxy Note 3 yang memiliki pinggiran tebal dan bergerigi serta permukaan bertekstur di bagian belakang sehingga relatif mudah digenggam. Tapi pada iPhone 6 Plus, pinggiran tipisnya mulai merepotkan saat digenggam dengan erat serta aluminium yang licin cukup mengkhawatirkan sebab jika menggenggamnya terlalu kuat maka akan ‘loncat’ dari tangan. Menurut kami iPhone 6 lebih mudah digenggam. Case resmi Apple 6 Plus memiliki pinggiran bundar pula, tapi material kulitnya lebih lembut dan lebar serta tidak selicin aluminium.
Menilik bagian belakang kedua iPhone 6 series, sulit untuk tidak melihat garis antena yang terlalu berlebihan. Dua garis yang membentang di pinggiran bagian atas dan bawah terlihat normal, tapi penambahan dua garis yang membentang di area belakang terlihat aneh. Bisa jadi Apple melihatnya sebagai pengorbanan yang diperlukan untuk meraih keseimbangan antara estetika dan fungsionalitas. Lagipula, Apple juga tidak ingin masalah antena (antennagate) terulang kembali. Tapi garis antena tersebut ‘mengotori’ desain iPhone 6 series yang bersih. Garis antena tersebut tampak mencolok pada model berwarna emas.
Satu hal menarik yang perlu diperhatikan adalah logo mengkilap Apple yang sebelumnya hanyalah logo yang dipahat dengan laser. Kini, logo Apple tersebut merupakan bagian dari sistem antena iPhone 6 series. Dengan demikian, menurut kami seharusnya Apple bisa mengurangi garis antena yang berlebihan.
Kekurangan lainnya yang kami temukan di bagian belakang terletak pada modul kamera. Meski iPhone 6 series kian tipis, tapi tidak demikian dengan modul kameranya yang menonjol dari bodi. Lensa kameranya memang dilindungi oleh kaca kristal safir sehingga kecil kemungkinannya untuk tergores, namun modul kamera tersebut menjadi yang pertama kali menyentuh permukaan apapun di mana iPhone 6 series diletakkan. Kami tidak meragukan kekuatan kaca kristal safir, tapi kami lebih memilih untuk tidak mengambil risiko. Tentu saja, casing berkualitas bisa melindungi bagian belakang termasuk modul kamera di bagian belakang iPhone 6 series.
Anehnya, Apple sepertinya berupaya menyembunyikan tonjolan kamera pada gambar resmi iPhone 6 dan 6 Plus:
Di bagian sisi iPhone 6 series , tombol volume yang sebelumnya berbentuk bundar dan menonjol, kini tampil memanjang seperti pada iPod Touch dan iPad. Tombol ring/silent di atas tombol volume tidak berubah. Demikian pula jack headphone 3,5 mm yang berada di bagian bawah disamping rongga speaker seperti iPhone 5S. Tombol daya/sleep yang sebelumnya di bagian kanan atas telah dipindahkan ke sisi kanan seperti kebanyakan smartphone Android yang memudahkan untuk ditekan terutama kini iPhone 6 series kian besar.
Di bagian depan iPhone 6 series, tombol home Touch ID bulat yang pertama muncul pada iPhone5S, muncul kembali serta memiliki fungsi seperti sebelumnya yakni untuk membuka iPhone. Tombol Touch ID sangatlah sederhana, tapi mampu meningkatkan kualitas hidup yang masif. Setelah terbiasa membuka iPhone menggunakan Touch ID, maka kembali ke password atau passcode pola untuk membuka iPhone terasa kembali ke zaman batu. Kali ini, untuk menempatkan ibu jari pada tombol Touch ID sedikit lebih repot, terutama untuk iPhone 6 Plus, tapi sepadan untuk meluangkan waktu membiasakan diri. Apple juga meluncurkan Apple Pay yang memanfaatkan Touch ID, tapi sayangnya untuk sementara fitur tersebut hanya tersedia di A.S.
Seperti produk Apple lainnya, kedua iPhone 6 series memiliki kualitas rancang bangun kelas atas. Panel kaca yang diperkuat dengan ion (Apple mengklaim lebih kuat dibandingkan dengan Corning Gorilla Glass III) di bagian depan iPhone 6 series sedikit melengkung dibagian pinggir untuk menyajikan kesan mewah dan cantik. Perhatian Apple terhadap detil tampak di setiap sudut iPhone 6 series mulai dari baut berwarna senada bodi hingga rongga port dan speaker yang dibuat secara presisi. Inilah alasan bagi penggemar Apple untuk memamerkan keunggulan iPhone 6 series dalam segi desain dan rancang bangun dibandingkan dengan smartphone lainnya.
Seperti iPhone 5S, kedua iPhone 6 series hadir dalam tiga varian warna: Silver, Gold, dan Space Gray. Silver dan Gold memiliki panel depan berwarna putih, sedangkan Space Gray memiliki panel depan berwarna hitam. Meski namanya tidak berubah, Space Grey pada iPhone 6 series tampak lebih muda dibandingkan generasi sebelumnya dan hanya sedikit lebih gelap dibandingkan dengan Silver. Di sisi lain, warna Gold tampak lebih gelap dibandingkan dengan generasi sebelumnya dan tampak lebih kuning emas dibandingkan warna tembaga pada iPhone 5S.
Layar
Kedua model iPhone 6 series mengusung layar Retina HD IPS. Layar iPhone 6 dilengkapi panel beresolusi 1.334 x 750 piksel dengan kerapatan 326 piksel per inci atau setara dengan kerapatan piksel iPhone 5S. iPhone 6 Plus di sisi lain, mengusung panel layar Full HD 1.920 x 1.080 piksel dengan densitas 401 ppi. Kedua layar sama tajamnya dan sulit untuk membedakan keduanya tanpa pengamatan lebih dekat. Ternyata setelah dilihat secara seksama tampak beberapa gambar bergirigi yang tidak tampak pada iPhone 6 Plus. Kami juga menemukan bahwa iPhone 6 Plus pada tingkat kecerahan tertinggi hanya sedikit lebih terang dibandingkan dengan iPhone 6 yang hanya bisa terlihat saat keduanya disandingkan. Bagaimanapun, kedua kendala tersebut tidak cukup meyakinkan bagi Anda untuk lebih memilih iPhone 6 Plus dibandingkan dengan iPhone 6. Kedua layar iPhone 6 series tersebut tampak fantastis dalam kondisi penggunaan normal.
Reproduksi warna alami telah menjadi salah satu kekuatan layar Apple dan demikian pula layar iPhone 6 dan 6 Plus. Warnanya memang tidak seterang atau tersaturasi seperti panel layar Super AMOLED milik Samsung, sehingga beberapa orang yang menyukainya akan menganggap layar iPhone kurang kontras. Padahal layar iPhone 6 series memiliki akurasi tinggi dalam hal representasi warna sebenarnya.
Bersama dengan layar Retina HD, Apple juga memperkenalkan “dual-domain pixels”, sebuah teknologi yang yang menata subpiksel layar ke dalam pola serupa gerigi yang didesain untuk mengkompensasi berkurangnya kualitas gambar yang biasa terjadi saat melihat layar dari samping. Teknologi tersebut menghadirkan kontras lebih tinggi dengan warna hitam lebih dalam dan putih lebih terang. Sudut pandang layar kedua iPhone 6 series merupakan salah satu yang terbaik yang pernah kami lihat dan menawarkan sudut pandang nyaris 180-derajat tanpa kehilangan tingkat kecerahan atau warna serta warna hitam tampak lebih dalam dari sebelumnya meski tidak sedalam layar Super AMOLED. Patut dicatat bahwa Apple bukanlah pabrikan pertama yang memperkenalkan teknologi tersebut, HTC menggunakan teknologi layar serupa di lini HTC One.
Audio
Seperti iPhone sebelumnya, audio pada iPhone 6 series sekali lagi disediakan oleh speaker internal dan rongga speaker kecil di bagian bawah iPhone 6 series. Volume-nya lebih kencang dibandingkan dengan model sebelumnya, tapi tetap lebih lirih dibandingkan dengan speaker stereo depan milik smartphone seperti HTC One (M8) dan Sony Xperia Z2. Lebih jauh lagi, saat memposisikan iPhone 6 series dalam orientasi horizontal (landscape) kualitas audio menurun menjadi satu sisi yang cukup mengganggu dan terlalu mudah menutup rongga speaker dengan tangan secara tidak sengaja.
Fitur Eksklusif iOS 8
Secara natural, iPhone 6 series berjalan pada iOS 8. Meski sistem operasi baru tersebut bukanlah pembaruan besar seperti iOS 7, iOS 8 tetap menghadirkan banyak peningkatan termasuk dukungan terhadap keyboard pihak ketiga, Touch ID untuk aplikasi pihak ketiga, dan widget baru untuk pemberitahuan cepat aplikasi pada pusat notifikasi. Selain fitur yang tersedia bagi iPhone yang kompatibel dengan iOS 8, iPhone 6 dan 6 Plus memiliki beberapa fitur eksklusif.
Reachability
Untuk mengatasi ukuran layar besar dan kebanyakan pengguna tidak memiliki ibu jari sepanjang 5,5 inci, Apple sediakan fitur Reachability yang diaktifkan dengan mengetuk tombol Home dua kali. Yang terjadi kemudian adalah konten apapun yang terdapat di bagian atas layar akan bergeser ke bawah sehingga mudah diraih. Sebuah ide yang bagus tapi dalam praktiknya, lebih mudah menjulurkan ibu jari atau menggeser tangan terutama pada iPhone 6. Namun masalahnya fitur tersebut kurang nyaman, apalagi ditambah dengan aksi mengetuk layar. Misalnya, saat ingin membuka folder aplikasi di bagian atas layar, mengetuk tombol Home dua kali akan menurunkannya. Lalu ketuk folder untuk membukanya kemudian layar akan normal kembali. Anda mesti mengetuk kembali tombol Home sebanyak dua kali untuk mengakses aplikasi yang diinginkan. Pada iPhone 6 Plus, Anda sudah direpotkan untuk mengakses tombol Home menggunakan ibu jari. Daripada menjulurkan ibu jari untuk mengakses tombol Home, lebih baik menjulurkannya (atau menggunakan tangan yang lain) untuk mengakses aplikasi yang diinginkan.
Pabrikan smartphone lain pernah mencoba taktik serupa untuk pengguna phablet satu tangan. Misalnya metode yang diadopsi Samsung dan LG untuk mengecilkan seluruh layar ke satu sudut serta metode Huawei yang memindahkan keyboard dan nomor dial mendekat ke satu sisi. Namun tidak ada satupun yang menjadi solusi ideal. Pada akhirnya, jika Anda membeli phablet, jangan berharap bisa menggunakannya secara nyaman pada satu tangan.
Mode Landscape
Mode Landscape merupakan fitur eksklusif iPhone 6 Plus yang memanfaatkan besarnya area layar dengan mengubah tata letak antarmuka (UI) saat iPhone 6 Plus dipegang dalam orentasi horizontal (landscape). Jajaran aplikasi di bagian bawah bergeser ke kanan dan aplikasi seperti Mail dan Messages ditampilkan seperti iPad dengan daftar pesan di kiri dan kontennya ditampilkan pada kolom terpisah di kanan. Beberapa aplikasi juga memanfaatkan mode Landscape seperti CNN yang juga menggunakan tata letak dua kolom seperti tablet untuk menampilkan kontent. iPhone 6 Plus terasa lebih nyaman saat digunakan menggunakan dua tangan pada orientasi landscape. Mode Landscape juga memanfaatkan ruang layar ekstra sehingga membuat iPhone 6 Plus terasa seperti tablet-mini, bukan sebagai smartphone berukuran besar.
0 komentar:
Posting Komentar